Genk
Nusantara
Setalah
hampir 7 tahun lebih kita tidak pernah bertemu kembali, akhirnya hari ini kita
bisa berkumpul dengan misi menjelajah kelain tempat dan seakan teringat
kejadian dimasa 7 atau tepatnya 8 tahun silam, waktu itu ketika kami berlima
baru beranjak kelas 5 SD Jatiwaringin Pondokgede Bekasi, masa-masa itu seakan
berputar kembali dengan memori kelucuan-kelucuan sepanjang perjalanan dari
rumah kami di Bekasi menuju Jakarta.
Pada
waktu itu anak-anak seumuran kita mungkin tidak berani melakukan perjalanan
sejauh yang pernah kita lakukan, tapi alhamdulillahnya orang tua kami juga ikut
mengijinkan, hah… iya pengalaman yang amat berharga bagi anak-anak seumuran
kita, dan hasil dari keberhasilan kita waktu itu, kami semua berjanji untuk
selalu menjaga hubungan kita berlima untuk selalu berkomunikasi satu sama
lainnya, meskipun hanya melalui sms saja.
Seminggu
setelah kita melakukan perjalanan ke Monas, kami semua berkumpul dan lagi-lagi
merencanakan perjalanan bersama, dan
kali ini adalah melintasi benua, kami semua berjanji 7 tahun dari kita lulus SD
Tercinta, kita akan bertemu lagi di Eropa atau tepatnya kita akan berkumpul di
Kota Amsterdam Belanda. Kenapa kami memilih Belanda, karena begitu banyak
kenangan Negara tersebut dengan negeri kita, iyah 3,5 abad Bangsa Indonesia
terjajah oleh bangsa ini.
Dan
inilah kami berlima Genk Nusantara yang dahulu terbentuk dari kesamanaan hobi
jalan-jalan akhirnya kembali diketemukan di negeri orang, ini bukanlah suatu
kebetulan semata karena setelah kami lulus dari SD beberapa dari kami akhirnya
mulai berpencar untuk melanjutkan studi kami masing-masing, yang pada akhirnya
berlima dari kami diberi anugerah yang luar biasa oleh Tuhan kami, iya…
anugerah yang tidak bisa semua orang di Negara kami bisa menikmatinya.
Kita
mulai dari Tanry alias tantli alias acong yang berhasil melanjutkan kuliah
dibidang Ekonomi di Universitas Wales Inggris dengan biaya dari orang tuanya,
kebetulan adalah seorang pengusaha sukses di Jakarta, berlanjut kepada Ucok
alias Hermanto Sitinjak bocah Batak asli yang sering salah spelling ini juga
berhasil diterima kuliah di Jurusan Hukum Laut International di Universitas Swansea
Inggris (orang batak banyak yang jadi sarjana hukum yah…heeemmm tanya
kenapa…?hehehe), Dolfenci alias Odol alias Panci nyong ambon satu ini juga
berkuliah di Belanda dengan Jurusan Antropology di Universiteit Amsterdam, nah
Anggraini ( cieeeeee….) halah gazebo ya, hehehehe….dia ternyata berkuliah di
Prancis loch, dia mengambil Jurusan Teknik Sipil di Universitas Marne-la-Vallée,
dan saya sendiri orang yang paling ganteng dan paling semuanya…hahahahaha(
lempar sepatu sama beling)…alhamdulillah dari rasa kagum saya pada sosok
Presiden Republik Indonesia ketiga yakni bapak BJ Habibie dengan pesawat hasil
karya anak bangsa, saya berhasil kuliah satu universitas dengan beliau di
Jerman yakni di Universitas Aachen dan mengambil jurusan yang sama dengan
beliau…ya hanya Alhamdulillah wa Syukurilah saya mendapatkan beasiswa penuh
dari kedubes Jerman di Jakarta, walaupun Papah sebenarnya mampu dan mau
membiayai kuliah saya, tapi saya tetap berusaha untuk tidak memberatkan Papah,
karena setelah krisis ekonomi di Indonesia pada masa pra reformasi 99 perusahaan Developer
papah sedikit mengalami dampaknya, ketika tiba-tiba Dollar merangkak naik tak
terkendali.
Teringat
pertama kali saya menginjakkan kaki ditanah Bavarian ini, pada waktu itu saya
dengan teman dari Indonesia yang juga mendapatkan beasiswa, namun dia mengambil
studi di Universitas Heidelberg mendarat di Bandara International
Frankfrut….hahahahaha…yang lucu adalah kami berdua sama-sama belum fasih benar
berbahasa jerman, kami menuntut ilmu disini juga hanya bermodalkan semangat
saja…
Praktislah
kita berdua seakan menjadi orang yang kehilangan Induknya, dengan mengandalkan
bahasa inggris seadanya juga, kita menanyakan tujuan yang ingin kita capai, ya…
waktu itu hal yang pertama ingin kita tuju adalah Kedubes Indonesia di Ibukota
Jerman…mungkin ketika disana jalan kita akan lebih mudah…
Dan
ternyata mulailah kejadian lucu terjadi…exit entri dari bandara jejeran Taksi
sudah siap menunggu penumpang…mulailah saya mencoba memberanikan diri untuk
menanyakan ke supirnya…Guten Tag pakde…eh
salah hahahaha “tak pelak Tukimin Guyu…”hahahahaha…udu mas Azzmee, salah…kita
lagi di Jerman bukan di Jawa..”” sayapun memerah malu…apa lagi dengan sopir
yang terbingung-bingung ketika kita tiba-tiba saja tertawa…
Oh
ya… saya belum memperkenalkan teman baru saya Tukimin…
Hahahahahha…
Teringat
pertama kali kita ketemu di Kedubes Jerman waktu itu secara tak
sengaja….ternyata dia pergi kejakarta sendiri dari desanya di Wanadadi,
Banjarnegara Jawa Tengah…
Mendengar
kata wanadadi langsung teringat akan musisi senior yang berasal dari Wanadadi, kebetulan
Favorit papah dirumah, beliau sering kali memperderngarkan lagu-lagunya, iyah
Ebiet G Ade…dengan lagu-lagunya yang berjenre emboh ra reti (gak Ngerti)
hahaha, tapi kalo lama kelamaan didengarkan juga enak untuk pengantar tidur
saya, lagu yang paling saya suka adalah “lagu untuk Ayah” entah kenapa ketika
tiap kali lagu itu diputar rasanya hati ini ingin menangis, iya saya sangat
takut tidak sempat membahagiakan papah,…ah sudahlah kok jadi kemana-mana, iyah
kembali ke Tukimin dia berasal dari desa Wanadadi dan lahir dan besar disana…
Pertama
kali iya menginjakkan Jakarta adalah ketika iya mencoba nasibnya dibelantara
dunia yang terkadang tidak adil ini, Tukimin seingat saya waktu itu dia lumayan
berpakaian rapih dan necis, dengan setelan bahan dicelananya yang berwarna
hitam dan atasan kemeja kotak biru yang elegan, mungkin pertama kali melihat
dia, orang tidak menyangka jikalau dia berasal dari pelosok desa wanadadi,
namun ketika kita bertemu dan berkenalan lebih dahulu dia menjulurkan tangannya
dan saya sambut juga dengan senyuman, awalnya saya ragu ingin mengucapkan salam
takut dia bukan menganut agama yang sama dengan saya anut, saya lebih dahulu
memperkenalkan nama saya kepada tukimin, dan sedikit menjelaskan latar belakang
saya dan keinginan saya yang memimpikan bisa kuliah di Aachen University
Jerman, dari tanggapannya saya menangkapnya tukimin adalah anak yang sangat
terdidik, nah pas disaat dirinya memperkenalkan dirinya, maaf saya sedikit
tidak percaya malah cenderung menahan tawa yang saya tahan dengan sangat,
karena dari gesture dan cara
bicaranya, saya mengira namanya mungkin diantara Joni, Rafael, setidak-tidaknya
Bayu kalo memang dia jawa asli, karena dari raut wajahnya Tukimin terlihat agak
sedikit anak keturunan, dengan hidungnya yang mancung, kulit putih bersih dan
badan yang lumayan tinggi sekitar 170 cm tebakan saya, lalu dia menyebut
namanya “ Nama saya Tukimin Mangkudirejo, saya asli Jawa, desa saya Wanadadi
Banjarnegara Jawa Tengah “,,,,nyaris saja saya reflek tertawa jika tidak saya
mengingat perasaannya ketika nanti saya tertawa mendengar namanya…
“
oh Tukimin ya, kamu biasa dipanggil siapa Tukimin…?” saya pun bertanya agar
nantinya tidak ada salah sangka, “.
“oh
saya dirumah biasa dipanggil dengan rejo.panggil saja dengan itu me”.
“Loh
kenapa kamu lebih memilih untuk dipanggil Rejo….Tuk eh kimin eh maaf…” hehehe
agak keceplos saya mengeluarkan kata-kata itu, lawong udah dikasih tau masih
aja manggil namanya tukimin, hahahaha dalam hati nama itu menjadi terpatri
langsung dalam alam bawah sadar saya.
“gak
papa mee dah biasa, temen-temen kampung saya juga memanggil sama seperti kamu,
saya Cuma disini saja ingin sesuatu yang beda dengan memperkenalkan nama kecil
saya Rejo, biar seperti orang bule spanyol dengan nama Rejo tapi dibacanya
Reyo, jadi ketika saya diluar negeri nanti tidak sedikit kampungan….heheheh”
santai saja “El Reyo” ini bergaya layaknya Koboy padang gambut…hehehe kenapa
padang gambut bukan padang pasir, karena kan disini banyaknya lahan gambut.
Berlibur
ke Alte Brucke
Saya
diajak Tukimin eh el Rejo main-main ke Heidelberg, melihat-lihat peninggalan
Raja Elector dan Kaki ini membawa saya menuju Alte Brücke, jembatan tua yang membelah sungai Neckar. Di atas
bukit seberang sana, berdiri dengan megahnya bagaikan simbol negeri dongeng, istana tua peninggalan pangeran Elector.
Nuansa arsitektur Gothic dan Baroque menyatu dengan kanvas pegunungan yang
terhampar di belakangnya.
Diatas
jembatannya terdapat 4 patung semacam macan, ternyata gak mo kalah ya ama di
negeri kita, kan dinegeri kita ada trio
macan hahaha…kagak nyambung beud ya…
Kami
berjalan-jalan dan menikmati sore itu dengan sedikit mengabadikan momen-momen
disana, haaaah hirupan nafas panjang memenuhi setiap rongga didada, nyaman
tenang perasaan saat ini yang saya rasa, pengorbanan yang sudah terlewat gak
sia-sia dan akhirnya sekarang saya disini.
Mungkin
disana dibalik awan Comulus Nimbus terdapat
malaikat-malaikat Allah yang telah ikut mendoakan saya disetiap 1/3 malam yang
syahdu. Papah Kk sudah disini doakan kk bisa menjaga diri dan ketika pulang
nanti papah bisa merasa bangga dengan kk,
ibu kk baru berapa hari saja disini sudah merasakan kangen yang begitu dahsyat
dengan sambel goreng ati sama ayam goreng buatan ibu….hehehehe agak sedikit
melo ya…maaf maklum lagi homesick
sich…
“Azzmee……heh
kesambet dedemit loh…” si Tuki membangunkan saya dari lamunan. “ eh…iya apa Min
eh Rejo…maaf lagi mikir dunia nih jadi Mandan serius” ngeles aje biar dikira
negarawam gitu…heheehhe, jangan kasih
tau ya…
”iya
kamu Mee mbok disini kota tua, takut-takutnya banyak Gondoruwo apa Kunti”. “
hah kamu Jo…disini emang di Indonesia, sejak kapan komoditas ekspor Negara kita
Gondoruwo sama Kunti di ekspor kesini, disini tuh paling-paling adanya Vampir Jo…” berusaha menenangkan Tukimin.
“waduch
ancen bener kata si mbok ku yo mee…aku sebelum berangkat ke Jerman di
oleh-olehi Bawang Putih sekilo, katanya suruh dibawa buat jaga-jaga, yo aku gak
tau lah buat apa mee…oooh jebule buat Vampir to, kan Vampir takut bawang putih
ya mee…”, “iya Jo tuh kamu tau” sambil berlagak merasa benar
“tapikan
mee bawang putihnya disita sama petugas Bandara Soekarno Hatta, semuanya lagi,
sekarang aku gak bawa mi, berhubung dah sore pulang yuks…Mandan merinding nih…”
Tukimin dengan mimik sedikit takut
“
ah g ah saya mau kenalan sama mas Vampirnya, sama minta foto dan tanda-tangan,
mumpung ada disini…” dengan raut muka saya yang sedikit dibuat agak serius..”
haaaah cah Gemblung Kowe…ueeedaaan tenan Rika “ Tukimin dengan bahasa daerahnya
keheranan sekaligus kaget…
Sontak
saja saya tertawa terbahak-bahak mendengarnya, agak sedikit Roaming sich tapi
saya sedikit banyak bisa membaca maksudnya. Kan calon istri saya orang Solo
(cieeeeeee pazti Anggraeni ya…) iya donk amiiiiiin Ya Robb…hehehe
Genk
Nusantara di Belanda
Jam
menunjukkan pukul 04:00 AM, saya terbangun dalam perasaan yang membuncah….hehehe
agak sedikit lebeh ya…jangan salah, ini karena saya dalam kurun waktu kurang
dari 5 jam akan bertemu dengan ayaaaaaanng ku…hahaha iya dia anggraini, mungkin
anak-anak Genk yang lain tidak mengetahuinya kalau kita memang sudah
mengikatkan janji berdua, iya…janji itu saya ikatkan dengan cincin yang sudah
ada di jari manisnya sejak 3 tahun silam, ketika kami masih di Indonesia,
meskipun itu kami jarang bertemu untuk mempererat ikatan satu sama lainnya,
yang ada adalah keinginan janji kami terhadap Genk ini untuk bisa berkuliah di
Eropa, hampir setiap akhir pekan pun yang kami lakukan Cuma menghabiskan waktu
berjam-jam di toko buku ataupun kalo saya, senang sekali mengunjungi museum
yang ada di Jakarta, ya…walaupun begitu saya juga sering berkunjung kerumahnya
lah…barang waktu 2 atau 3 jam, selain mengobrol dengan dirinya, saya juga dekat
dengan kakak perempuan dan abangnya yang kesemuanya aktivis Islam dikampusnya,
ya saya selalu diingatkan, kalau saya itu laki-laki, dan ketika serius ingin
meminang atau menjalin hubungan, harus berani membuat janji pada gadis yang di
inginkannya, waktu itu saya masih gak ngerti maksud dari pembicaraannya, karena
yang saya tau saya merasa nyaman ketika melihat keanggunan Anggraini, ada rasa
yang gak bisa digambarkan dengan kata-kata, abangnya terutama yang selalu
mengingatkan tentang menjalin hubungan yang di Ridhoi oleh Allah SWT adalah
melalui pernikahan, ketika hubungan itu antara kaum adam dan hawa… setelah
beranjak kelas 2 SMA akhirnya saya beranikan diri untuk mrmbujuk orang tua
meminang Angga…waktu itu Papah dan Bunda sedikit terlonjak kaget mendengar
keinginan saya yang begitu cepat, ntah berapa minggu kemudian kami sekeluarga
pergi bersama kerumah angga, dengan sedikit membawa oleh-oleh
sekedarnya…singkat cerita kedua orang tua kami tidak mengijinkan kami menikah
diusia yang masih sangat muda, pada waktu itu juga kami masih sekolah SMA kelas
2. Tapi saya takut kehilangan dirinya, maka dari itu, setelah keputusan kedua
orang tua kami, saya meminta kepada orang tua angga untuk membolehkan saya
mengenakan cincin yang saya beli dari hasil tabungn saya kepadanya...dan hari
itu saya berjanji dihadapan kedua orang tua kami, setelah kami sama-sama
menamatkan sekolah dibangku kuliah, saya akan langsung meminangnya.
Dan
itulah kenangan masa lalu yang indah hingga saat ini, rasa ini sudah tidak
sabar, ingin rasanya bertemu dengan gadis pujaan hati yang selalu menghiasi
hari, dengan sejuta penuh mimpi…(azzmee belaga sok puitis ya..heeem dasar)
Setelah
sholat dan tadarus beberapa lembar, saya sarapan dengan Susu, dan nasi telor
mata buaya…hahahahaha, masalahnya udah gak seru kalo Cuma telor mata sapi, saya
masak 3 butir sekaligus dengan digoreng dengan mentega, nasinyapun saya lumuri
dengan banyak mentega, agar kebutuhan akan lemak di musim dingin ini bisa
tercukupi, banyak yang bilang saya juga harus banyak mengkonsumsi keju, tapi yaaaks, teringat rasa asin ketika menggigit keju sewaktu masih di Indonesia,
mengurunkan niat saya untuk memakan keju lagi.
Oh
iya saya lupa…hari inipun rencana kami ingin mengunjungi pabrik keju di Edam,
Belanda…haaaaarrrrrggggg jadi terbayang rasa keju yang asin itu, merinding
seluruh bulu kuduk saya….iyah kalo gak usul dari angga, sayapun takkan sudi mengiyakan
rencana kami kesana…heeeemmm hanya menghirup nafas panjang yang bisa
menentramkan hati…lagi-lagi cinta yang ngerubah segalanya…
Saya
berangkat dari Asrama kampus tepat jam 7 pagi, dan suasana disana pun lumayan
sudah rame, dengan kesibukannya masing-masing di akhir pekan, ada yang jogging,
bersepeda, mengajak jalan-jalan anjingnya ataupun sekedar bercengkrama dengan
pasangan mereka masing-masing, kota Aanchen memang menurut saya sangat bersih
dan semua tata kota terlihat apik dengan bangunan tua yang masih terjaga, kota
Aanchen adalah kota di Jerman yang berbatasan dengan Negara Belanda dan Belgia,
sehingga jarak yang ditempuh ke Pusat kota Amsterdam menurut saya tidaklah
lama, yang pastinya akan menyenangkan, rencana saya menuju ke Amsterdam adalah
dengan cara the Cheapest Way (Teeeermurah) biaya transportasinya, setelah
sedikit bertanya sana – sini dengan Mahasiswa Persatuan Pelajar Indonesia
Delft, mereka menyarankan saya mengambil Rute Transportasi Bus dari Aanchen
menuju Kota Tua Maastricht dengan biaya 5 Euro, lalu berganti dengan Kereta
dari sana menuju Amsterdam dengan biaya 14 Euro, jadi sekitar 19 Euro ongkos
saya menuju Amsterdam yang waktu itu dengan nilai Kurs Rupiah dengan Euro
sekitar 12.000 per 1 Euro, lumayan banyak pengeluaran yang bisa ditekan, kan
disana bisa buat jajanin ayaaaaaang qiuuuu….(heh malu si kenapa mee, norakx
bangetlah, tak aduin ke Angga ya…hehehehe).
Naar
Amsterdam
Amsterdam…another romantic city in the world, iyah
dan saya disini bersama teman-teman Genk Nusantara…( tau gak…rasanya pengin
nyuruh Tantri, Hermanto sama Fenci beli permen di mangga dua…biar gak gangguin
saya sama ayang Angga….xixixixi…jgn bilang-bilang ya… )
Kami
berlima mengambil ruang disudut kota Amsterdam, kan kebetulan Fenci kuliah
disini, jadi dia yang menyiapkan sebagai tuan rumah, gak nyangka aja ya,
orang-orang seperti kita bisa bertemu lagi dibelahan jauh dari rumah kita di
Tanah Air..
“
heh Azzmee bengong aje lu olang “, “ Iyah ni Boz aya naon atuh akang” Tantri
dan Manto yang membagunkan saya dari lamunan…tapi kebiasaan salah spelling
orang batak masih aja keluar…hehehe saya merindukan kalian sahabat-sahabat
qiu…hehehe
“
eh gpp…lagi bayangin aja, Negara ini yang membuat bangsa kita terjajah selama
hampir 3,5 Abad ” …ststststst jangan bilang-bilang yak lo lagi bohong,
gengsilah ama mereka.
Lalu
tiba-tiba Angga seperti biasa memulai pembicaraan dengan suara lembutnya…
“
Jadi…ayam ku…hehehe “, sontak kami berempat kaget melongo,…dasar korban iklan
Angga nih…
“
hehehe….kok jadi pada melongo gitu sih…biasa ajalah…, sekarang langsunng
kerencana kita berhubung jam juga sudah menunjukkan pukul 10 AM nih “, (kami
berempat sontak langsung melihat jam kami masing-masing )
“
iyah Ok kita urutkan tempat mana-mana dulu yang ingin kita sambangi…”, tiga
laki-laki yang lain seketika merubah raut wajah cemberut didepan wajah Azzmee
yang masih belagak sok-sok’an “ eh mee ngana su lupa ya…dengan rencana kita
yang sudah disepakati 3 hari lalu…?”, “ iya ni Azzmee pikunlah…” saya
disalahkan sama Fenci dan Manto
“haahahahahaha…maaf
iya inget kok…tadi spik aja…santai aja bro…, nih kalo g percaya tak urutkan
kita mo kemana aja…eum…ehm…tunggu ya…iyah…ini apa…aduch... (sambil garuk-garuk
punggung sama dada…hahahah) apa yah…maaf lupa hehehe”, maklum saya hanya
memikirkan bagaimana nanti dengan Angga saja…jangan bilang-bilang ya…
“
ngana pu pikiran su penuh dengan Angga mee “ (sontak bertiga cieeee)
“apalah
kamu Dol…lebeh dech…iya maaf…jadi kemana dulu kita…” , “ waktu kita tidak
banyak mee jadi kita ke objek wisata di sekitar Amsterdam dulu baru ditutup
dengan perjalanan kita ke Edam, sekarang kita siap-siap beta akan antar kalian
ke Museum Van Gogh, nanti kita disana sekitar 2 jam, lalu sholat dulu kalian mi
dan angga dan dari sana kita ke museum Madam Tussaud juga sekitar 2 jam…nah
dari sana kita akan pergi ke Edam, Volendam dengan bus Arriva menurut teman
senior beta sekitar 7,5 Euro, sebenarnya kalo punya tiket diskon buat kelompok
kita bisa lebih murah…”
Edam With Cheese
Tepat
jam 15.00 kita sudah tiba di kota Edam, waaah pemandangannya juga sangat Indah,
seperti kota pinggir laut pada umumnya, tapi tiba-tiba saja bulu kuduk saya
berdiri mengingat kita akan melihat pabrik pembuatan keju
disini…hwuaaaaa….papaaaah tolong…( gak sah kayak anak kecil dech..)
“
Azzmee ayo kita masuk ke Pabriknya “ sambil menunjuk kea rah pabrik pembuatan
keju didepan kita…
“
eum…much better I’m wait here…you can go with the other…” saya berusaha untuk
menghindar…” Azzmee ngana jangan gitu, ngana tidak asiklah…ayolah mee…”, “ iya
lah mi…kamu olang ikut kita masuk…dah jauh-jauh begini masa kamu lang gak mau
masuk…”, “ iya mee ojo ngono to…”, semuanya pada membujuk saya untuk masuk ke
Pabriknya…
Ya
Allah bau keju seketika memenuhi seluruh rongga-rongga dada saya… “ hey guys I
need go to toilet…please…!”, saya mengiba kepada teman-teman untuk membolehkannya…
“ Azzmee aku gak suka kamu begitulah…”,
suara dan mata itu membuat hati saya melumer ibarat keju mozarela yang biasa menjadi toping Pizza-Pizza didunia…
“hehehe Angga…iyah maaf…trus ini kita
kemana…?keluar ya…”, Angga cemberut…” aduch bukan…maaf bukan maksudnya
gitu…iyah kita liat-liat lagi…” seketika senyum manis itu menyemburat…Angga
I’ll do it anything that make you can have beautiful smile like that…Cinta
emang buat gak waras…huft…dalam hati saya berujar…
“Tantli hey sini….ada tester keju nih…kamu mau gak…?”…Si Manto
manggil Tantri yang doyan ngemil..,” mana To…owe minta To……?”…heeem jelas
Tantri gak akan nolak hal itu….
Dan mereka semua pun mencicipinya…sampai
pencerahan itupun datang kepada saya…(Lebeh.com loe mee)…tiba-tiba saja mereka
berempat seperti merencanakan sesuatu…dan Manto yang besar itu sudah ada
dibelakang saya, dan memegang kedua tangan saya…sontak saja saya berontak,
Manto pun sedikit kewalahan dengan perlawanan saya…melihat itu si Odol malah
ikut membantu Manto memegang tubuh saya…lalu Acong mengambil potongan keju
warna merah kea rah saya, Ya Allah seluruh badan saya melemas, merinding
membayangkan mereka akan memaksa saya memakan keju itu…”Allaaaaaahhhh….” Saya
teriak sekeras-kerasnya, saya sudah tidak peduli dengan wisatawan-wisatawan
yang berada disekitar kami…
Dan benar saja, semua orang yang ada di
pabrik itu sejenak tertegun dan melihat kearah kami berlima, dan pegangan
Sitinjak dan Odol terlepas, tanpa pikir panjang saya mencoba melarikan diri
dari mereka semua….namun sejurus kemudian ada panggilan dengan suara yang
sangat saya kenal karena telah menghiasi setiap mimpi-mimpi saya selama
bertahun-tahun ini…
“ Azzmeeeeeee…Angga GAK SUKA kamu kabur
begitu saja…kamu pergi Angga marah sama kamu…”… bagaikan menggunakan Rem Anti-Lock Breaking System kaki saya
berhenti…dan dengan sangat terpaksa harus kembali….” Angga gak mau kamu begini
mee…ayolah mee…keju ini enak…tidak seperti yang kamu bayangkan…kamu coba saja
dulu…disini banyak macam rasanya mee…ini ada rasa Jeruk, Strawberry, Daging
Asap macem-macem mee…aku suapin ya…” (serentak cieeeeeee), “kalo gitu dari tadi
biar Angga saja yang menyuapi, tak perlulah sampe beta kecakar gini…huft” si Odol sedikit mengeluh…hahahaha…
Tapi weitz tunggu ya…saya mau disuapin
sama Ayaaaaang qiu….hehehe….sedetik kemudian keju rasa strawberry itu sudah ada
dimulut saya…ingin rasanya memuntahkannya langsung tapi lagi-lagi kekuatan
cinta yang meyakinkan saya untuk mengunyahnya….daaan…keajaiban itupun
terjadi…hahahahahaha
“ ENAAAAAKKKKK…..GAK ASIIIIN……YA ALLAH
tau gini gak usah takut makan Keju…hehehehehehe…..”, dan teman-teman saya hanya
melongo melihat tingkah laku saya yang langsung mencicipi semua rasa keju yang
ada didepan kami….” Terima Kasih Cinta…”
>>>>> Fin<<<<<