Sahabat Pembaca

Tuesday, April 10, 2012

Cheese


Genk Nusantara
Setalah hampir 7 tahun lebih kita tidak pernah bertemu kembali, akhirnya hari ini kita bisa berkumpul dengan misi menjelajah kelain tempat dan seakan teringat kejadian dimasa 7 atau tepatnya 8 tahun silam, waktu itu ketika kami berlima baru beranjak kelas 5 SD Jatiwaringin Pondokgede Bekasi, masa-masa itu seakan berputar kembali dengan memori kelucuan-kelucuan sepanjang perjalanan dari rumah kami di Bekasi menuju Jakarta.
Pada waktu itu anak-anak seumuran kita mungkin tidak berani melakukan perjalanan sejauh yang pernah kita lakukan, tapi alhamdulillahnya orang tua kami juga ikut mengijinkan, hah… iya pengalaman yang amat berharga bagi anak-anak seumuran kita, dan hasil dari keberhasilan kita waktu itu, kami semua berjanji untuk selalu menjaga hubungan kita berlima untuk selalu berkomunikasi satu sama lainnya, meskipun hanya melalui sms saja.
Seminggu setelah kita melakukan perjalanan ke Monas, kami semua berkumpul dan lagi-lagi merencanakan perjalanan  bersama, dan kali ini adalah melintasi benua, kami semua berjanji 7 tahun dari kita lulus SD Tercinta, kita akan bertemu lagi di Eropa atau tepatnya kita akan berkumpul di Kota Amsterdam Belanda. Kenapa kami memilih Belanda, karena begitu banyak kenangan Negara tersebut dengan negeri kita, iyah 3,5 abad Bangsa Indonesia terjajah oleh bangsa ini.
Dan inilah kami berlima Genk Nusantara yang dahulu terbentuk dari kesamanaan hobi jalan-jalan akhirnya kembali diketemukan di negeri orang, ini bukanlah suatu kebetulan semata karena setelah kami lulus dari SD beberapa dari kami akhirnya mulai berpencar untuk melanjutkan studi kami masing-masing, yang pada akhirnya berlima dari kami diberi anugerah yang luar biasa oleh Tuhan kami, iya… anugerah yang tidak bisa semua orang di Negara kami bisa menikmatinya.
Kita mulai dari Tanry alias tantli alias acong yang berhasil melanjutkan kuliah dibidang Ekonomi di Universitas Wales Inggris dengan biaya dari orang tuanya, kebetulan adalah seorang pengusaha sukses di Jakarta, berlanjut kepada Ucok alias Hermanto Sitinjak bocah Batak asli yang sering salah spelling ini juga berhasil diterima kuliah di Jurusan Hukum Laut International di Universitas Swansea Inggris (orang batak banyak yang jadi sarjana hukum yah…heeemmm tanya kenapa…?hehehe), Dolfenci alias Odol alias Panci nyong ambon satu ini juga berkuliah di Belanda dengan Jurusan Antropology di Universiteit Amsterdam, nah Anggraini ( cieeeeee….) halah gazebo ya, hehehehe….dia ternyata berkuliah di Prancis loch, dia mengambil Jurusan Teknik Sipil di Universitas Marne-la-Vallée, dan saya sendiri orang yang paling ganteng dan paling semuanya…hahahahaha( lempar sepatu sama beling)…alhamdulillah dari rasa kagum saya pada sosok Presiden Republik Indonesia ketiga yakni bapak BJ Habibie dengan pesawat hasil karya anak bangsa, saya berhasil kuliah satu universitas dengan beliau di Jerman yakni di Universitas Aachen dan mengambil jurusan yang sama dengan beliau…ya hanya Alhamdulillah wa Syukurilah saya mendapatkan beasiswa penuh dari kedubes Jerman di Jakarta, walaupun Papah sebenarnya mampu dan mau membiayai kuliah saya, tapi saya tetap berusaha untuk tidak memberatkan Papah, karena setelah krisis ekonomi di Indonesia pada  masa pra reformasi 99 perusahaan Developer papah sedikit mengalami dampaknya, ketika tiba-tiba Dollar merangkak naik tak terkendali.
Teringat pertama kali saya menginjakkan kaki ditanah Bavarian ini, pada waktu itu saya dengan teman dari Indonesia yang juga mendapatkan beasiswa, namun dia mengambil studi di Universitas Heidelberg mendarat di Bandara International Frankfrut….hahahahaha…yang lucu adalah kami berdua sama-sama belum fasih benar berbahasa jerman, kami menuntut ilmu disini juga hanya bermodalkan semangat saja…
Praktislah kita berdua seakan menjadi orang yang kehilangan Induknya, dengan mengandalkan bahasa inggris seadanya juga, kita menanyakan tujuan yang ingin kita capai, ya… waktu itu hal yang pertama ingin kita tuju adalah Kedubes Indonesia di Ibukota Jerman…mungkin ketika disana jalan kita akan lebih mudah…
Dan ternyata mulailah kejadian lucu terjadi…exit entri dari bandara jejeran Taksi sudah siap menunggu penumpang…mulailah saya mencoba memberanikan diri untuk menanyakan ke supirnya…Guten Tag pakde…eh salah hahahaha “tak pelak Tukimin Guyu…”hahahahaha…udu mas Azzmee, salah…kita lagi di Jerman bukan di Jawa..”” sayapun memerah malu…apa lagi dengan sopir yang terbingung-bingung ketika kita tiba-tiba saja tertawa…
Oh ya… saya belum memperkenalkan teman baru saya Tukimin…
Hahahahahha…
Teringat pertama kali kita ketemu di Kedubes Jerman waktu itu secara tak sengaja….ternyata dia pergi kejakarta sendiri dari desanya di Wanadadi, Banjarnegara Jawa Tengah…
Mendengar kata wanadadi langsung teringat akan musisi senior yang berasal dari Wanadadi, kebetulan Favorit papah dirumah, beliau sering kali memperderngarkan lagu-lagunya, iyah Ebiet G Ade…dengan lagu-lagunya yang berjenre emboh ra reti (gak Ngerti) hahaha, tapi kalo lama kelamaan didengarkan juga enak untuk pengantar tidur saya, lagu yang paling saya suka adalah “lagu untuk Ayah” entah kenapa ketika tiap kali lagu itu diputar rasanya hati ini ingin menangis, iya saya sangat takut tidak sempat membahagiakan papah,…ah sudahlah kok jadi kemana-mana, iyah kembali ke Tukimin dia berasal dari desa Wanadadi dan lahir dan besar disana…
Pertama kali iya menginjakkan Jakarta adalah ketika iya mencoba nasibnya dibelantara dunia yang terkadang tidak adil ini, Tukimin seingat saya waktu itu dia lumayan berpakaian rapih dan necis, dengan setelan bahan dicelananya yang berwarna hitam dan atasan kemeja kotak biru yang elegan, mungkin pertama kali melihat dia, orang tidak menyangka jikalau dia berasal dari pelosok desa wanadadi, namun ketika kita bertemu dan berkenalan lebih dahulu dia menjulurkan tangannya dan saya sambut juga dengan senyuman, awalnya saya ragu ingin mengucapkan salam takut dia bukan menganut agama yang sama dengan saya anut, saya lebih dahulu memperkenalkan nama saya kepada tukimin, dan sedikit menjelaskan latar belakang saya dan keinginan saya yang memimpikan bisa kuliah di Aachen University Jerman, dari tanggapannya saya menangkapnya tukimin adalah anak yang sangat terdidik, nah pas disaat dirinya memperkenalkan dirinya, maaf saya sedikit tidak percaya malah cenderung menahan tawa yang saya tahan dengan sangat, karena dari gesture dan cara bicaranya, saya mengira namanya mungkin diantara Joni, Rafael, setidak-tidaknya Bayu kalo memang dia jawa asli, karena dari raut wajahnya Tukimin terlihat agak sedikit anak keturunan, dengan hidungnya yang mancung, kulit putih bersih dan badan yang lumayan tinggi sekitar 170 cm tebakan saya, lalu dia menyebut namanya “ Nama saya Tukimin Mangkudirejo, saya asli Jawa, desa saya Wanadadi Banjarnegara Jawa Tengah “,,,,nyaris saja saya reflek tertawa jika tidak saya mengingat perasaannya ketika nanti saya tertawa mendengar namanya…
“ oh Tukimin ya, kamu biasa dipanggil siapa Tukimin…?” saya pun bertanya agar nantinya tidak ada salah sangka, “.
“oh saya dirumah biasa dipanggil dengan rejo.panggil saja dengan itu me”.
“Loh kenapa kamu lebih memilih untuk dipanggil Rejo….Tuk eh kimin eh maaf…” hehehe agak keceplos saya mengeluarkan kata-kata itu, lawong udah dikasih tau masih aja manggil namanya tukimin, hahahaha dalam hati nama itu menjadi terpatri langsung dalam alam bawah sadar saya.
“gak papa mee dah biasa, temen-temen kampung saya juga memanggil sama seperti kamu, saya Cuma disini saja ingin sesuatu yang beda dengan memperkenalkan nama kecil saya Rejo, biar seperti orang bule spanyol dengan nama Rejo tapi dibacanya Reyo, jadi ketika saya diluar negeri nanti tidak sedikit kampungan….heheheh” santai saja “El Reyo” ini bergaya layaknya Koboy padang gambut…hehehe kenapa padang gambut bukan padang pasir, karena kan disini banyaknya lahan gambut.
Berlibur ke Alte Brucke
Saya diajak Tukimin eh el Rejo main-main ke Heidelberg, melihat-lihat peninggalan Raja Elector dan Kaki ini membawa saya menuju Alte Brücke, jembatan tua yang membelah sungai Neckar. Di atas bukit seberang sana, berdiri dengan megahnya bagaikan simbol negeri dongeng, istana tua peninggalan pangeran Elector. Nuansa arsitektur Gothic dan Baroque menyatu dengan kanvas pegunungan yang terhampar di belakangnya.
Diatas jembatannya terdapat 4 patung semacam macan, ternyata gak mo kalah ya ama di negeri kita, kan dinegeri kita ada trio macan hahaha…kagak nyambung beud ya…
Kami berjalan-jalan dan menikmati sore itu dengan sedikit mengabadikan momen-momen disana, haaaah hirupan nafas panjang memenuhi setiap rongga didada, nyaman tenang perasaan saat ini yang saya rasa, pengorbanan yang sudah terlewat gak sia-sia dan akhirnya sekarang saya disini.
Mungkin disana dibalik awan Comulus Nimbus terdapat malaikat-malaikat Allah yang telah ikut mendoakan saya disetiap 1/3 malam yang syahdu. Papah Kk sudah disini doakan kk bisa menjaga diri dan ketika pulang nanti papah bisa merasa bangga dengan kk, ibu kk baru berapa hari saja disini sudah merasakan kangen yang begitu dahsyat dengan sambel goreng ati sama ayam goreng buatan ibu….hehehehe agak sedikit melo ya…maaf maklum lagi homesick sich…
“Azzmee……heh kesambet dedemit loh…” si Tuki membangunkan saya dari lamunan. “ eh…iya apa Min eh Rejo…maaf lagi mikir dunia nih jadi Mandan serius” ngeles aje biar dikira negarawam gitu…heheehhe, jangan kasih tau ya…
”iya kamu Mee mbok disini kota tua, takut-takutnya banyak Gondoruwo apa Kunti”. “ hah kamu Jo…disini emang di Indonesia, sejak kapan komoditas ekspor Negara kita Gondoruwo sama Kunti di ekspor kesini, disini tuh paling-paling adanya Vampir Jo…” berusaha menenangkan Tukimin.
“waduch ancen bener kata si mbok ku yo mee…aku sebelum berangkat ke Jerman di oleh-olehi Bawang Putih sekilo, katanya suruh dibawa buat jaga-jaga, yo aku gak tau lah buat apa mee…oooh jebule buat Vampir to, kan Vampir takut bawang putih ya mee…”, “iya Jo tuh kamu tau” sambil berlagak merasa benar
“tapikan mee bawang putihnya disita sama petugas Bandara Soekarno Hatta, semuanya lagi, sekarang aku gak bawa mi, berhubung dah sore pulang yuks…Mandan merinding nih…” Tukimin dengan mimik sedikit takut
“ ah g ah saya mau kenalan sama mas Vampirnya, sama minta foto dan tanda-tangan, mumpung ada disini…” dengan raut muka saya yang sedikit dibuat agak serius..” haaaah cah Gemblung Kowe…ueeedaaan tenan Rika “ Tukimin dengan bahasa daerahnya keheranan sekaligus kaget…
Sontak saja saya tertawa terbahak-bahak mendengarnya, agak sedikit Roaming sich tapi saya sedikit banyak bisa membaca maksudnya. Kan calon istri saya orang Solo (cieeeeeee pazti Anggraeni ya…) iya donk amiiiiiin Ya Robb…hehehe
Genk Nusantara di Belanda
Jam menunjukkan pukul 04:00 AM, saya terbangun dalam perasaan yang membuncah….hehehe agak sedikit lebeh ya…jangan salah, ini karena saya dalam kurun waktu kurang dari 5 jam akan bertemu dengan ayaaaaaanng ku…hahaha iya dia anggraini, mungkin anak-anak Genk yang lain tidak mengetahuinya kalau kita memang sudah mengikatkan janji berdua, iya…janji itu saya ikatkan dengan cincin yang sudah ada di jari manisnya sejak 3 tahun silam, ketika kami masih di Indonesia, meskipun itu kami jarang bertemu untuk mempererat ikatan satu sama lainnya, yang ada adalah keinginan janji kami terhadap Genk ini untuk bisa berkuliah di Eropa, hampir setiap akhir pekan pun yang kami lakukan Cuma menghabiskan waktu berjam-jam di toko buku ataupun kalo saya, senang sekali mengunjungi museum yang ada di Jakarta, ya…walaupun begitu saya juga sering berkunjung kerumahnya lah…barang waktu 2 atau 3 jam, selain mengobrol dengan dirinya, saya juga dekat dengan kakak perempuan dan abangnya yang kesemuanya aktivis Islam dikampusnya, ya saya selalu diingatkan, kalau saya itu laki-laki, dan ketika serius ingin meminang atau menjalin hubungan, harus berani membuat janji pada gadis yang di inginkannya, waktu itu saya masih gak ngerti maksud dari pembicaraannya, karena yang saya tau saya merasa nyaman ketika melihat keanggunan Anggraini, ada rasa yang gak bisa digambarkan dengan kata-kata, abangnya terutama yang selalu mengingatkan tentang menjalin hubungan yang di Ridhoi oleh Allah SWT adalah melalui pernikahan, ketika hubungan itu antara kaum adam dan hawa… setelah beranjak kelas 2 SMA akhirnya saya beranikan diri untuk mrmbujuk orang tua meminang Angga…waktu itu Papah dan Bunda sedikit terlonjak kaget mendengar keinginan saya yang begitu cepat, ntah berapa minggu kemudian kami sekeluarga pergi bersama kerumah angga, dengan sedikit membawa oleh-oleh sekedarnya…singkat cerita kedua orang tua kami tidak mengijinkan kami menikah diusia yang masih sangat muda, pada waktu itu juga kami masih sekolah SMA kelas 2. Tapi saya takut kehilangan dirinya, maka dari itu, setelah keputusan kedua orang tua kami, saya meminta kepada orang tua angga untuk membolehkan saya mengenakan cincin yang saya beli dari hasil tabungn saya kepadanya...dan hari itu saya berjanji dihadapan kedua orang tua kami, setelah kami sama-sama menamatkan sekolah dibangku kuliah, saya akan langsung meminangnya.
Dan itulah kenangan masa lalu yang indah hingga saat ini, rasa ini sudah tidak sabar, ingin rasanya bertemu dengan gadis pujaan hati yang selalu menghiasi hari, dengan sejuta penuh mimpi…(azzmee belaga sok puitis ya..heeem dasar)
Setelah sholat dan tadarus beberapa lembar, saya sarapan dengan Susu, dan nasi telor mata buaya…hahahahaha, masalahnya udah gak seru kalo Cuma telor mata sapi, saya masak 3 butir sekaligus dengan digoreng dengan mentega, nasinyapun saya lumuri dengan banyak mentega, agar kebutuhan akan lemak di musim dingin ini bisa tercukupi, banyak yang bilang saya juga harus banyak mengkonsumsi keju, tapi yaaaks, teringat rasa asin ketika menggigit keju sewaktu masih di Indonesia, mengurunkan niat saya untuk memakan keju lagi.
Oh iya saya lupa…hari inipun rencana kami ingin mengunjungi pabrik keju di Edam, Belanda…haaaaarrrrrggggg jadi terbayang rasa keju yang asin itu, merinding seluruh bulu kuduk saya….iyah kalo gak usul dari angga, sayapun takkan sudi mengiyakan rencana kami kesana…heeeemmm hanya menghirup nafas panjang yang bisa menentramkan hati…lagi-lagi cinta yang ngerubah segalanya…
Saya berangkat dari Asrama kampus tepat jam 7 pagi, dan suasana disana pun lumayan sudah rame, dengan kesibukannya masing-masing di akhir pekan, ada yang jogging, bersepeda, mengajak jalan-jalan anjingnya ataupun sekedar bercengkrama dengan pasangan mereka masing-masing, kota Aanchen memang menurut saya sangat bersih dan semua tata kota terlihat apik dengan bangunan tua yang masih terjaga, kota Aanchen adalah kota di Jerman yang berbatasan dengan Negara Belanda dan Belgia, sehingga jarak yang ditempuh ke Pusat kota Amsterdam menurut saya tidaklah lama, yang pastinya akan menyenangkan, rencana saya menuju ke Amsterdam adalah dengan cara the Cheapest Way (Teeeermurah) biaya transportasinya, setelah sedikit bertanya sana – sini dengan Mahasiswa Persatuan Pelajar Indonesia Delft, mereka menyarankan saya mengambil Rute Transportasi Bus dari Aanchen menuju Kota Tua Maastricht dengan biaya 5 Euro, lalu berganti dengan Kereta dari sana menuju Amsterdam dengan biaya 14 Euro, jadi sekitar 19 Euro ongkos saya menuju Amsterdam yang waktu itu dengan nilai Kurs Rupiah dengan Euro sekitar 12.000 per 1 Euro, lumayan banyak pengeluaran yang bisa ditekan, kan disana bisa buat jajanin ayaaaaaang qiuuuu….(heh malu si kenapa mee, norakx bangetlah, tak aduin ke Angga ya…hehehehe).
Naar Amsterdam
Amsterdam…another romantic city in the world, iyah dan saya disini bersama teman-teman Genk Nusantara…( tau gak…rasanya pengin nyuruh Tantri, Hermanto sama Fenci beli permen di mangga dua…biar gak gangguin saya sama ayang Angga….xixixixi…jgn bilang-bilang ya… )
Kami berlima mengambil ruang disudut kota Amsterdam, kan kebetulan Fenci kuliah disini, jadi dia yang menyiapkan sebagai tuan rumah, gak nyangka aja ya, orang-orang seperti kita bisa bertemu lagi dibelahan jauh dari rumah kita di Tanah Air..
“ heh Azzmee bengong aje lu olang “, “ Iyah ni Boz aya naon atuh akang” Tantri dan Manto yang membagunkan saya dari lamunan…tapi kebiasaan salah spelling orang batak masih aja keluar…hehehe saya merindukan kalian sahabat-sahabat qiu…hehehe
“ eh gpp…lagi bayangin aja, Negara ini yang membuat bangsa kita terjajah selama hampir 3,5 Abad ” …ststststst jangan bilang-bilang yak lo lagi bohong, gengsilah ama mereka.
Lalu tiba-tiba Angga seperti biasa memulai pembicaraan dengan suara lembutnya…
“ Jadi…ayam ku…hehehe “, sontak kami berempat kaget melongo,…dasar korban iklan Angga nih…
“ hehehe….kok jadi pada melongo gitu sih…biasa ajalah…, sekarang langsunng kerencana kita berhubung jam juga sudah menunjukkan pukul 10 AM nih “, (kami berempat sontak langsung melihat jam kami masing-masing )
“ iyah Ok kita urutkan tempat mana-mana dulu yang ingin kita sambangi…”, tiga laki-laki yang lain seketika merubah raut wajah cemberut didepan wajah Azzmee yang masih belagak sok-sok’an “ eh mee ngana su lupa ya…dengan rencana kita yang sudah disepakati 3 hari lalu…?”, “ iya ni Azzmee pikunlah…” saya disalahkan sama Fenci dan Manto
“haahahahahaha…maaf iya inget kok…tadi spik aja…santai aja bro…, nih kalo g percaya tak urutkan kita mo kemana aja…eum…ehm…tunggu ya…iyah…ini apa…aduch... (sambil garuk-garuk punggung sama dada…hahahah) apa yah…maaf lupa hehehe”, maklum saya hanya memikirkan bagaimana nanti dengan Angga saja…jangan bilang-bilang ya…
“ ngana pu pikiran su penuh dengan Angga mee “ (sontak bertiga cieeee)
“apalah kamu Dol…lebeh dech…iya maaf…jadi kemana dulu kita…” , “ waktu kita tidak banyak mee jadi kita ke objek wisata di sekitar Amsterdam dulu baru ditutup dengan perjalanan kita ke Edam, sekarang kita siap-siap beta akan antar kalian ke Museum Van Gogh, nanti kita disana sekitar 2 jam, lalu sholat dulu kalian mi dan angga dan dari sana kita ke museum Madam Tussaud juga sekitar 2 jam…nah dari sana kita akan pergi ke Edam, Volendam dengan bus Arriva menurut teman senior beta sekitar 7,5 Euro, sebenarnya kalo punya tiket diskon buat kelompok kita bisa lebih murah…”


Edam With Cheese
Tepat jam 15.00 kita sudah tiba di kota Edam, waaah pemandangannya juga sangat Indah, seperti kota pinggir laut pada umumnya, tapi tiba-tiba saja bulu kuduk saya berdiri mengingat kita akan melihat pabrik pembuatan keju disini…hwuaaaaa….papaaaah tolong…( gak sah kayak anak kecil dech..)
“ Azzmee ayo kita masuk ke Pabriknya “ sambil menunjuk kea rah pabrik pembuatan keju didepan kita…
“ eum…much better I’m wait here…you can go with the other…” saya berusaha untuk menghindar…” Azzmee ngana jangan gitu, ngana tidak asiklah…ayolah mee…”, “ iya lah mi…kamu olang ikut kita masuk…dah jauh-jauh begini masa kamu lang gak mau masuk…”, “ iya mee ojo ngono to…”, semuanya pada membujuk saya untuk masuk ke Pabriknya…
Ya Allah bau keju seketika memenuhi seluruh rongga-rongga dada saya… “ hey guys I need go to toilet…please…!”, saya mengiba kepada teman-teman untuk membolehkannya…
“ Azzmee aku gak suka kamu begitulah…”, suara dan mata itu membuat hati saya melumer ibarat keju mozarela yang biasa menjadi toping Pizza-Pizza didunia…
“hehehe Angga…iyah maaf…trus ini kita kemana…?keluar ya…”, Angga cemberut…” aduch bukan…maaf bukan maksudnya gitu…iyah kita liat-liat lagi…” seketika senyum manis itu menyemburat…Angga I’ll do it anything that make you can have beautiful smile like that…Cinta emang buat gak waras…huft…dalam hati saya berujar…
“Tantli hey sini….ada tester keju nih…kamu mau gak…?”…Si Manto manggil Tantri yang doyan ngemil..,” mana To…owe minta To……?”…heeem jelas Tantri gak akan nolak hal itu….
Dan mereka semua pun mencicipinya…sampai pencerahan itupun datang kepada saya…(Lebeh.com loe mee)…tiba-tiba saja mereka berempat seperti merencanakan sesuatu…dan Manto yang besar itu sudah ada dibelakang saya, dan memegang kedua tangan saya…sontak saja saya berontak, Manto pun sedikit kewalahan dengan perlawanan saya…melihat itu si Odol malah ikut membantu Manto memegang tubuh saya…lalu Acong mengambil potongan keju warna merah kea rah saya, Ya Allah seluruh badan saya melemas, merinding membayangkan mereka akan memaksa saya memakan keju itu…”Allaaaaaahhhh….” Saya teriak sekeras-kerasnya, saya sudah tidak peduli dengan wisatawan-wisatawan yang berada disekitar kami…
Dan benar saja, semua orang yang ada di pabrik itu sejenak tertegun dan melihat kearah kami berlima, dan pegangan Sitinjak dan Odol terlepas, tanpa pikir panjang saya mencoba melarikan diri dari mereka semua….namun sejurus kemudian ada panggilan dengan suara yang sangat saya kenal karena telah menghiasi setiap mimpi-mimpi saya selama bertahun-tahun ini…
“ Azzmeeeeeee…Angga GAK SUKA kamu kabur begitu saja…kamu pergi Angga marah sama kamu…”… bagaikan menggunakan Rem Anti-Lock Breaking System kaki saya berhenti…dan dengan sangat terpaksa harus kembali….” Angga gak mau kamu begini mee…ayolah mee…keju ini enak…tidak seperti yang kamu bayangkan…kamu coba saja dulu…disini banyak macam rasanya mee…ini ada rasa Jeruk, Strawberry, Daging Asap macem-macem mee…aku suapin ya…” (serentak cieeeeeee), “kalo gitu dari tadi biar Angga saja yang menyuapi, tak perlulah sampe beta kecakar gini…huft”  si Odol sedikit mengeluh…hahahaha…
Tapi weitz tunggu ya…saya mau disuapin sama Ayaaaaang qiu….hehehe….sedetik kemudian keju rasa strawberry itu sudah ada dimulut saya…ingin rasanya memuntahkannya langsung tapi lagi-lagi kekuatan cinta yang meyakinkan saya untuk mengunyahnya….daaan…keajaiban itupun terjadi…hahahahahaha
“ ENAAAAAKKKKK…..GAK ASIIIIN……YA ALLAH tau gini gak usah takut makan Keju…hehehehehehe…..”, dan teman-teman saya hanya melongo melihat tingkah laku saya yang langsung mencicipi semua rasa keju yang ada didepan kami….” Terima Kasih Cinta…”
>>>>> Fin<<<<<