Geopolitik
Internasional khususnya di Asia sedang diuji kestabilannya, konflik-konflik sporadis
marak terjadi, hal ini yang menjadi titik point kekhawatiran Dunia khususnya
bagi Asia, baik Asia Tengah, Asia Timur bahkan Asia Tenggara tersimpan bibit-bibit
konflik yang sewaktu-waktu ibarat bom atom yang siap meledak.
Asia
adalah sebuah Bangsa yang diberikan oleh Tuhan anugerah yang maha Dahsyat,
disana banyak sumber-sumber energi Dunia dan Pangan berasal, namun di Asia
sendiri paling sedikit menikmati kekayaan itu sendiri dibandingkan Bangsa
Barat, sudah tidak bisa dipungkiri lagi, Bangsa Barat adalah bangsa yang paling
banyak menghabiskan sumber daya alam dunia setiap harinya. Eksplorasi-eksplorasi
baik tambang maupun mineral banyak dimiliki oleh bangsa barat.
Disaat
ada beberapa bangsa barat yang mengalami
masalah ekonomi, ketakutanpun berimbas keseluruh dunia dari dampak
berkelanjutannya (Multiplayer Effect)
kita tahu seperti halnya Yunani, Spanyol dan beberapa Negara eropa timur
lainnya meminta bantuan ekonomi kepada United
Europe (UE). Tidak terjadi bagi Negara adidaya sekelas Amerika Serikat yang
juga mengalami kesulitan ekonomi, karena pada pemerintahan sebelum Obama yang
mencintai Perang-perangan banyak menghabiskan sumber dana negara.
Yang
mesti anda pahami adalah, menyangkut perputaran uang di dunia, uang dapat
berbentuk Surat, Logam Mulia, elektronik (E-pay)
maupun Giral atau Kartal, namun pada dasarnya uang tersebut dapat berharga
jikalau dapat ditukarkan dengan nilai nominal tertentu. Dan itu dihitung dari
kas deposit emas negara ataupun kalau di Indonesia menggunakan Dollar Amerika
(US Dollars $).
Krisis
yang terjadi di Eropa dikarenakan dimana Devisa Negara menipis dan sumber
pendapatan negara berkurang sehingga untuk melaksanakan aktivitasnya dalam hal
ini mengalami gangguan. Itu lah yang menyebabkan stagnantasi geliat ekonomi.
Beberapa
Negara Eropa yang mampu pun memberikan bantuannya melalui dana segar yang turun
plus bunga yang diberikan. Namun bagi Negara yang mempunyai kekuasaan di dunia
tak lain dan tak bukan adalah meningkatkan Provitable
yang bersumber dari Penjualan Senjata, senjata adalah bisnis hitam yang
legal di dunia, dan hal ini mendatangkan keuntungan yang amat besar bagi Negara
produsennya.
Ketegangan-ketegangan
di benua asia menyebabkan Demand akan
senjata meningkat, bahkan tiap-tiap Negara yang sedang mengalami Konflik menambah pagu anggaran penyediaan Alat Utama
Sistem Persenjataan (Alutsista) bagi negaranya, kita tahu China yang sedang
berkonflik dengan tidak hanya Jepang juga beberapa Negara di Asean atas
Kepulauan Sparatyl (Laut China Selatan) dan Senkaku (Jepang) / Diayou (China) (baca
; http
: / / www. Sky city gallery. Com / japan / diaohist. html), dimana dibalik
konflik tersebut ada AS disana. Begitu juga yang terjadi antara India dan Pakistan
diperbatasan Khasmir (baca ; http : / / m. sindo news. Com / read / 2013 / 01 /
14 / 40 / 707161 / india – minta – Pakistan – kembalikan – kepala – tentara – korban
– pemenggalan.). Dan konflik yang memang sudah terjadi adalah konflik Suriah,
jelas pada kasus ini keterlibatan bangsa barat sangat terlihat, bahkan benua Afrikapun
contohnya Mali sedang di intervensi oleh salah satu Negara Eropa, kita tahu
yang mendapatkan keuntungan dari perlombaan senjata ini adalah produsen senjata
dunia.( Negara manakah itu…?) Uang-uang yang mengalir dari bisnis ini
dipergunakan untuk menambah deposit devisa Negara, sehingga Negara tersebut
dapat terselamatkan dari kesulitan ekonomi.
Sebagian besar
konflik yang terjadi dibelahan benua dunia tak seberbahayanya konflik yang
sedang terjadi antara India dan Pakistan. Kenapa…karena kedua Negara tersebut
adalah pengguna senjata pemusnah massal nuklir (nuke weapon). Jika penyelesaian konflik perbatasan yang menyebabkan
tewasnya tentara kedua belak pihak tidak segera terselesaikan, yang mengerikan
adalah dampak selanjutnya. Semoga kedua Negara dapat menahan diri dari
kehancuran yang mengerikan itu.