Latar
Belakang
Globalisasi
memberikan dampak yang sangat luas terhadap sendi-sendi kehidupan bernegara dan
berbangsa, baik itu pada negara maju ataupun negara berkembang, karena “ Pada Prakteknya,
banyak sekali komunikasi langsung, atau sistem komunikasi, yang tampak seperti
sekumpulan jaring laba-laba yang saling bertumpuk, jalinan yang lebih banyak
berkumpul pada beberapa titik tertentu daripada yang lain dan terkonsentrasi
lebih pada beberapa titik lainnya. Batas - batas Negara tidak terlihat dari
pandangan”.
Dalam
kajian Hukum International Interaksi antar negara menjadi peranan penting untuk
memahami ruang lingkupnya, dalam Hukum International Negara juga diakui sebagai
subjek hukum yang terpenting yang utama dibandingkan dengan subjek-sebjek hukum
International yang lain. Negara adalah organisasi politik intelektual terbesar
di dunia, yang mana didalam Negara berisikan komponen-komponen pembentuk Negara
seperti : rakyat yang terorganisir, wilayah yang permanen, pemerintahan yang
stabil dan kecakapan melakukan hubungan International,
jika kita mengibaratkan suatu perusahaan maka akan kita ganti dengan
Stockholder, Karyawan dan Konsumen.
Era globalisasi dan perdagangan bebas membuat persaingan
bisnis semakin ketat. Ditingkat makro, pemerintah perlu meningkatkan kompetensi
SDM melalui program peningkatan mutu pendidikan. Sedang ditingkat mikro,
perusahaan perlu mengadopsi visi, misi dan strategi yang tepat yang didukung
oleh strategi SDM dan budaya perusahaan yang tepat pula. Pada dasarnya strategi
SDM berkaitan dengan tiga aktivitas SDM: pengadaan, pemeliharaan serta
pelatihan dan pengembangan. Ketiga aspek tersebut perlu mengacu pada komponen
organisasi, seperti misalnya strategi, budaya perusahaan dan struktur agar
mendukung keefektifan perusahaan. Strategi dan perencanaan SDM perlu didukung
oleh nilai-nilai kreativitas, layanan, continuous learning dan inovatif. Konsep
Learning organization seyogianya diaplikasi dan dikembangkan untuk
mengantisipasi tantangan lingkungan internal dan eksternal. Artikel ini pada
dasarnya membahas peranan strategi SDM dalam menghadapi era globalisasi agar
perusahaan mampu bertahan dan berkembang.
Abad 21 diwarnai oleh era
globalisasi, kesiapan pemerintah dalam menghadapinya perlu didukung oleh para
pelaku bisnis dan akademisi. Strategi SDM perlu dipersiapkan secara seksama
khususnya oleh perusahan-perusahan agar mampu menghasilkan keluaran yang mampu
bersaing di tingkat dunia. Perdagangan bebas tidak hanya terbatas pada ASEAN,
tetapi antar negara-negara di dunia. Situasi tersebut merupakan suatu ciri
khas dari era global. Untuk mengantisipasi perdagangan bebas ditingkat dunia,
para pemimpin negara ASEAN pada tahun 1992 memutuskan didirikannya AFTA (ASEAN
Free Trade Area) yang bertujuan meningkatkan keunggulan bersaing regional
karena produksi diarahkan pada orientasi pasar dunia melalui eliminasi
tarif/bea maupun menghilangkan hambatan tarif. Tarif diperkirakan akan berkisar
sekitar 0 – 5 persen, berarti relatif sangat rendah. Enam negara telah menanda
tangani persetujuan CEPT (The Common Effective Preferential Tariff) yang
pada dasarnya menyetujui penghapusan bea impor setidak-tidaknya 60 persen dari
IL (inclusion list) pada tahun 2003. Pada tahun 2000, terdapat sekitar
53.294 produk dalam IL yang merupakan kurang lebih 83 dari semua produk ASEAN.
Globalisasi ekonomi dan sistem pasar bebas dunia menempatkan Indonesia bagian
dari sistem tersebut. Pada kompetisi tingkat ASEAN saja, kita dituntut
benar-benar siap, apalagi menghadapi persaingan dunia. Indonesia dengan jumlah
penduduk lebih dari 200 juta orang akan merupakan pangsa pasar yang potensial.
Bisnis baru akan banyak muncul, baik
yang merupakan investasi dalam negeri maupun yang merupakan investasi modal
asing. Fakta menunjukkan bahwa akhir-akhir ini Indonesia “kebanjiran”
barang-barang luar negeri seperti dari Cina, Taiwan dan Korea yang relatif
murah harganya. Dengan demikian, perusahaan-perusahaan Indonesia tidak hanya
bersaing dengan perusahaan didalam negeri namun mereka mau tidak mau harus
bersaing dengan perusahaan Multinasional dan perusahaan-perusahaan dari negara
lain. Perusahaan-perusahaan Indonesia dituntut mampu bersaing secara
profesional pada skala dunia (global) supaya dapat tetap survive dan
bahkan berkembang.
Kotter
(1992) mengingatkan bahwa globalisasi pasar dan kompetisi menciptakan suatu
perubahan yang sangat besar. Strategi yang tepat harus diaplikasi untuk meraih
keberhasilan melalui pemanfaatkan peluang-peluang yang ada pada lingkungan
bisnis yang bergerak cepat dan semakin kompetitif.
Banyak perusahaan-perusahaan di
dunia dan di Indonesia telah menyadari hal tersebut dan memilih strategi
perusahaan yang tepat. Namun tidak sedikit pula dari mereka yang tidak
memperhitungkan implikasi langsung strategi perusahaan tersebut terhadap
sumber daya manusia. Suatu contoh, suatu perusahaan yang sebelumnya memilih
strategi analyser dan bersifat sangat berhati-hati dalam mengelola dan
memanfaatkan peluang bisnis serta memiliki budaya perusahaan yang cenderung
konvensional, birokratis, kurang inovatif dan berorientasi lokal, suatu saat
mengubah strateginya menjadi prospector (pelopor). Perusahaan
tersebut akan mengalami banyak persoalan jika SDMnya dan budaya perusahaannya
tidak dikelola dengan efektif. Perusahaan dengan strategi prospector
harus didukung oleh SDM yang menganut nilai-nilai inovatif, tidak birokratis
dan fleksibel. Tanpa ada kesesuaian antara strategi perusahaan dan strategi
SD, maka hampir pasti perusahaan tersebut akan menghadapi kesulitan.
Rumusan Masalah
1. Apakah Faktor penting SDM sebagai
kinerja suatu Perusahaan?.
2. Apakah Indikator Keberhasilan Proses
Internalisasi Visi Misi melalui Progam Management
Development angkatan 2013 di PT Verena Multi Finance Tbk?.
Tujuan Penelitian
1. Mengetahui Faktor penting SDM
sebagai kinerja suatu Perusahaan
2. Mengetahui Indikator
Pembahasan
Faktor
Penting SDM yang berkarakter demi kemajuan kinerja Perusahaan
Ada kata-kata bijak yang datang dari
manca negara, "When wealth is
lost, nothing is lost; when health is lost, something is
lost; (but) when character is lost everything is lost". Terjemahan
bebas dari kata-kata bijak ini ialah, "Ketika kekayaan hilang, tidak ada
yang hilang; ketika kesehatan hilang,ada sesuatu yang hilang; (namun) ketika
karakter hilang, segalanya telah hilang. Kata-kata bijak lainnya
menyatakan, "Knowledge is
power, but character is more"; terjemahan bebasnya adalah,
"Pengetahuan adalah kekuatan tetapi karakter memiliki nilai lebih daripada
itu".
Kata-kata bijak tersebut di
atas menggambarkan pentingnya karakter, baik bagi manusia selaku pribadi
maupun manusia sebagai bagian dari kesatuan bangsa. Kekayaan tentu saja
sangat penting, kesehatan pun tidak kalah pentingnya bagi kehidupan manusia,
de-mikian pula dengan pengetahuan; akan tetapi itu semua tidak akan
berarti apabila kita telah kehilangan karakter.
Karakter bukanlah sekedar identitas
yang cenderung menam-pilkan fisik-lahiriah; akan tetapi karakter merupakan
watak yang cenderung menampilkan pengembangan jati diri.
Era globalisasi dan perdagangan bebas membuat
persaingan bisnis semakin ketat. Ditingkat makro, pemerintah perlu meningkatkan
kompetensi SDM melalui program peningkatan mutu pendidikan. Sedang ditingkat
mikro, perusahaan perlu mengadopsi visi, misi dan strategi yang tepat yang
didukung oleh strategi SDM dan budaya perusahaan yang tepat pula. Pada dasarnya
strategi SDM berkaitan dengan tiga aktivitas SDM: pengadaan, pemeliharaan serta
pelatihan dan pengembangan. Ketiga aspek tersebut perlu mengacu pada komponen
organisasi, seperti misalnya strategi, budaya perusahaan dan struktur agar
mendukung keefektifan perusahaan. Strategi dan perencanaan SDM perlu didukung
oleh nilai-nilai kreativitas, layanan, continuous learning dan inovatif. Konsep
Learning organization seyogianya diaplikasi dan dikembangkan untuk
mengantisipasi tantangan lingkungan internal dan eksternal. Artikel ini pada
dasarnya membahas peranan strategi SDM dalam menghadapi era globalisasi agar
perusahaan mampu bertahan dan berkembang.
Abad 21 diwarnai oleh era
globalisasi, kesiapan pemerintah dalam menghadapinya perlu didukung oleh para
pelaku bisnis dan akademisi. Strategi SDM perlu dipersiapkan secara seksama
khususnya oleh perusahan-perusahan agar mampu menghasilkan keluaran yang mampu
bersaing di tingkat dunia. Perdagangan bebas tidak hanya terbatas pada ASEAN,
tetapi antar negara-negara di dunia. Situasi tersebut merupakan suatu ciri
khas dari era global. Untuk mengantisipasi perdagangan bebas ditingkat dunia,
para pemimpin negara ASEAN pada tahun 1992 memutuskan didirikannya AFTA (ASEAN
Free Trade Area) yang bertujuan meningkatkan keunggulan bersaing regional
karena produksi diarahkan pada orientasi pasar dunia melalui eliminasi
tarif/bea maupun menghilangkan hambatan tarif. Tarif diperkirakan akan berkisar
sekitar 0 – 5 persen, berarti relatif sangat rendah. Enam negara telah menanda
tangani persetujuan CEPT (The Common Effective Preferential Tariff) yang
pada dasarnya menyetujui penghapusan bea impor setidak-tidaknya 60 persen dari
IL (inclusion list) pada tahun 2003. Pada tahun 2000, terdapat sekitar
53.294 produk dalam IL yang merupakan kurang lebih 83 dari semua produk ASEAN.
Globalisasi ekonomi dan sistem pasar bebas dunia menempatkan Indonesia bagian
dari sistem tersebut. Pada kompetisi tingkat ASEAN saja, kita dituntut
benar-benar siap, apalagi menghadapi persaingan dunia. Indonesia dengan jumlah
penduduk lebih dari 200 juta orang akan merupakan pangsa pasar yang potensial.
Bisnis baru akan banyak muncul, baik
yang merupakan investasi dalam negeri maupun yang merupakan investasi modal
asing. Fakta menunjukkan bahwa akhir-akhir ini Indonesia “kebanjiran”
barang-barang luar negeri seperti dari Cina, Taiwan dan Korea yang relatif
murah harganya. Dengan demikian, perusahaan-perusahaan Indonesia tidak hanya
bersaing dengan perusahaan didalam negeri namun mereka mau tidak mau harus
bersaing dengan perusahaan Multinasional dan perusahaan-perusahaan dari negara
lain. Perusahaan-perusahaan Indonesia dituntut mampu bersaing secara profesional
pada skala dunia (global) supaya dapat tetap survive dan bahkan
berkembang.
Dalam hal ini Penulis akan membahas
dua point yang menjadi daya tarik penulis ingin membahasnya dalam hal ini
adalah mengenai : a. Faktor Globalisasi
dan SDM Penunjang Kinerja Perusahaan, b. Aktivitas SDM dalam Menghadapi
Bisnis “Global”, dan penjelasannya dibawah ini.
- Faktor
Globalisasi dan SDM Penunjang Kinerja Perusahaan
Istilah globalisasi sebenarnya sudah
sering dipergunakan sejak beberapa tahun terakhir ini. Bahkan tidak sedikit
pelaku bisnis di dunia dan juga di Indonesia yang sudah memahaminya. Namun,
implikasi globalisasi pada manajemen sumber daya manusia tampaknya masih kurang
diperhatikan secara proporsional karena tolok ukur keefektifannya kurang memiliki
keterkaitan langsung dengan strategi bisnis. Fakta menunjukkan bahwa peranan
manusia dalam menunjang pengimplentasian suatu strategi perusahaan, SBU (Strategic Business Unit) maupun
fungsional sangat penting dan menentukan. Banyak perusahaan yang telah
melakukan program-program pelatihan dan pengembangan sumber daya manusia
sebagai tanggapan dalam mengantisipasi suatu perubahan lingkungan yang sangat
cepat. Namun yang perlu dipertanyakan adalah "Tepatkah program tersebut
dilaksanakan?" kalau jawabannya "ya" pertanyaan lain yang muncul
adalah dasar dan keefektifan program, serta keterpaduan program tersebut
secara holistik dengan misi, visi, strategi serta budaya perusahaan. Jawaban
pertanyaan ini penting sebagai dasar mengevaluasi keefektifan program
pengembangan secara keseluruhan. Alat ukur keefektifan organisasi dan aktivitas
sumber daya manusia perlu dirancang secara profesional. Capital intellectual
dan pengukurannya akhir-akhir ini sering dipertimbangkan sebagai alternatif
yang menjanjikan kendati peng-implemantasiannya tidak semudah yang
diperkirakan.
Pada abad 21 ini pelaku bisnis harus
pula mampu mengintegrasikan semua dimensi lingkungan hidup sebab masyarakat
akan "menuntut" tanggung jawab perusahaan akan faktor lingkungan
tersebut.
Capra
(1997) mengemukakan bahwa penggeseran paradigma mekanistik ke paradigma
holistik akan terus berjalan dengan sendirinya. Stakeholders akan jauh
beragam yang antara lain terdiri dari pemegang saham, karyawan, keluarga,
pemasok, pelanggan, komunitas, pemerintah, ekosistem. Optimalisasi keuntungan
bukan merupakan penekanan utama karena banyak faktor lain seperti misalnya SDM
dan ikut menentukan kelangsungan hidup perusahaan.
Berbagai isu antara lain hak paten,
royalti, ecolabelling, etika berbisnis, upah minimum pekerja, tuntutan
pelanggan, lingkungan bebas polusi, dsb ikut mewarnai dunia usaha diabad ini.
Dengan perkataan lain, pelaku bisnis harus tanggap menghadapi berbagai isu
tersebut dengan bijaksana. Selain itu, flexibility dan continuous
learning merupakan karakteristik yang sangat penting dan yang sudah perlu
dipertimbangkan oleh pelaku bisnis untuk menjawab tantangan perdagangan bebas
yang semakin kompetitif. Globalisasi adalah suatu kenyataan dan akan mempunyai
dampak langsung maupun tidak langsung
pada kebanyakan aspek bisnis di Indonesia. Untuk memenangkan persaingan di
pasar global, perusahaan harus berupaya antara lain dalam layanan yang luar
biasa pada pelanggan, pengembangkan kemampuan-kemampuan baru, produk baru yang
inovatif, komitmen karyawan/wati, pengelolaan perubahaan melalui kerja sama
kelompok. Perusahaan dituntut berpikir global (think globally dan act
locally) serta mempunyai visi dan misi yang jauh berwawasan ke depan.
Mendapatkan calon karyawan yang
berkualitas dan professional di Indonesia tidak selalu mudah. Kenyataan
menunjukkan bahwa lebih dari seratus ribu lowongan pekerjaan di Indonesia tidak
terisi. Hal tersebut disebabkan antara lain karena ketidaksesuaian antara job
requirements dengan kompetensi calon. Bajak-membajak tenaga profesional dan
headhunting masih sering terjadi hingga saat ini. Tenaga profesional
asing masih banyak dipekerjakan untuk menduduki posisi-posisi tertentu terutama
di perusahaan besar yang berorientasi internasional. Bahkan tidak tertutup
kemungkinan bahwa akan lebih banyak lagi expatriate yang akan bekerja di
Indonesia di mendatang. Berdasarkan kenyataan ini, sedini mungkin SDM handal
dan berkompetensi tinggi harus disiapkan. SDM di negara kita tampaknya masih
kurang menunjukkan kompetensi yang diharapkan. Menurut BPS (2000), pada tahun
1999 dari 1.2 juta pencari kerja yang memenuhi persyaratan untuk 0.5 juta
lowongan kerja hanya 0.4 juta orang. Hal ini jelas memberi indikasi terjadi
suatu mismatch antara kompetensi calon karyawan dengan kompetensi yang
dibutuhkan. Mengacu pada kenyataan ini, SDM kita harus ditingkatkan
sefektif-efektifnya.
Dunia bisnis akan semakin
berorientasi global terlebih lagi jika implementasi perdagangan bebas menjadi
kenyataan. Kompetisi akan menjadi semakin ketat dan tuntutan dunia akan meningkat.
Hamel dan Prahalad mengatakan bahwa kompetisi pada masa depan tidak hanya dapat
dilakukan dengan redefinisi strategi namun perlu juga redefinisi peranan
manajemen atas dalam menciptakan strategi sebab itu peranan para pelaku bisnis
dalam mengidentifikasi bisnis masa depan, menganalisis, merencanakan,
menentukan/merumuskan serta mengimplementasi strategi yang tepat sangat
esensial dan menentukan misalnya melalui transformasi organisasi. Taylor (1994)
mengemukakan beberapa tindakan yang harus dilakukan dalam melakukan
transformasi organisasi agar berhasil dan siap menghadapi masalahan-masalah di
masa depan yaitu: a) strectch goals yang mensyaratkan bahwa sasaran
harus spe-sifik dan dapat diukur, b) visi masa depan, c) struktur yang ramping,
d) budaya baru yang mengacu pada profesionalisme, keterbukaan dan kerjasama
kelompok, e) berorientasi pada mutu atau layanan berkelas dunia, f) manajemen
prestasi; mensyaratkan setiap individu memberikan produk berkualitas dan
layanan yang memuaskan, g) Inovasi menyeluruh, h) kemitraan dan jaringan kerja.
Untuk
mengevaluasi SDM perlu dipertimbangkan empat faktor sebagai berikut:
Ø Tingkat strategis, antara lain misi,
visi dan sasaran organisasi.
Ø Faktor Internal SDM , antara lain:
aset SDM, kualifikasi SDM, aktivitas SDM : pengadaan, pemeliharaan, pelatihan
dan pengembangan, serta kebijakan-kebijakan SDM.
Ø Faktor-faktor eksternal, antara lain
demografis, perubahan sosial, budaya, teknologi, politik, peraturan pemerintah,
pasar tenaga kerja dan isu Internasional (misalnya :HAM dan ekologi).
Ø Faktor organisasional, antara lain
struktur, strategi perusahaan, budaya perusahaan, dan strategi SDM.
- Aktivitas SDM dalam Menghadapi
Bisnis “Global”
Dengan mengacuh pada karakteristik
bisnis masa depan (globalisasi), serta memperhatikan masalah-masalah SDM yang
dihadapi oleh perusahaan-perusahaan di Indonesia, maka perlu dirumuskan dan
diimplementasi strategi SDM yang tepat dengan mempertimbangkan
aktivitas-aktivitas manajemen antara lain sebagai berikut:
1. Prediksi SDM perlu dilakukan secara
kualitatif dan kuantitatif melalui penelitian SDM.
2. Rekrutmen dan seleksi harus
mendasarkan pada faktor kemampuan, kepribadian yang positif, bermotivasi
tinggi, nilai-nilai yang menunjang misi, visi serta strategi masa depan,
misalnya kreativitas, kemampuan berubah cepat, potensi berkembang, serta
berkemampuan dan kemauan belajar terus-menerus.
3. Orientasi atau induction
perlu dilakukan dengan mendasarkan pada budaya perusahaan.
4. Pelatihan serta pengembangan perlu
mengacu pada kompeten, motivasi dan nilai-nilai yang diharapkan serta hasilnya
harus dapat diukur.
5. Pemeliharaan perlu dilakukan dengan
memperhatikan hak dan kewajiban karyawan secara seksama. Kompensasi yang
mendasarkan pada suatu pertimbangan yang efektif dan adil. Insentif atau
tunjangan harus dipertimbangan dengan seksama dan berdasarkan prestasi.
6. Penilaian prestasi perlu benar-benar
menilai prestasi karyawan secara tepat dan berorientasi pada pengembangan
karyawan.
7. Penanaman nilai yang menekankan pada
paradigma learning organization, dan budaya organisasi yang berorientasi
pada profesionalisme.
8. Memperhatikan faktor-faktor
eksternal ---- strategi perusahaan yang berorientasi global, lingkungan bisnis
dan lain-lain.
9. Jalur karier karyawan perlu
direncanakan dengan seksama dan secara transparan dikomunikasikan.
10. Struktur organisasi seyogyanya
cenderung ramping dan fleksibel dan mendorong komunikasi lateral dan empowerment.
Dari sepuluh point diatas para Siswa MDP PT Verena Multi
Finance Tbk angkatan ke 4 sudah melakukan proses dari Internalisasi baik
melalui kegiatan di dalam kelas (In Class)
maupun kegiatan di luar kelas (Out Class).
Internalisasi secara Epistimologi berasal
dari kata intern atau kata internal yang berarti bagian dalam atau di dalam.
Sedangkan internalisasi berarti penghayatan (Peter and Yeni, 1991: 576). Jadi
Internalisasi adalah pengaturan kedalam fikiran atau kepribadian, perbuatan
nilai-nilai, patokan-patokan ide atau praktek-praktek dari orang-orang lain
menjadi bagian dari diri sendiri (Kartono, 2000: 236).
Dalam hal ini PT Verena Multi Finance memiliki Visi seperti Menjadi
Perusahaan Pembiayaan 10 besar di Indonesia, dan Misinya Memberikan solusi
pembiayaan yang prima.
Setelah melalui pendidikan selama 2 minggu tersebut Penulis sedikit melakukan penelitian
kasat mata ketika siswa siswi MDP Verena tersebut dikelompokkan dalam kelompok
kecil, 5 kelompok yang berjumlah 16 siswa ini memahami secara mendalam makna
dari Visi dan Misi yang mereka emban, dapat dibuktikan dengan cara :
1) Antusias dalam menjawab
2) Kepercayaan dalam menjawab
3) Bahasa tubuh yang meyakinkan
Kesimpulan
Dengan dimulainya perdagangan bebas
yang antara lain: diawalinya realisasi persetujuan AFTA, pemerintah dan pelaku
bisnis harus siap menghadapinya dengan mempersiapkan strategi bisnis dan
khususnya SDM agar kita mampu bersaing dalam skala dunia. Mutu SDM harus berorientasi
kedepan, sebab itu continuous learning, fokus pada tim, "empowerment,
kreatif, mengaplikasi paradigma Learning Organization ---- the rigth
man on the right place, at the right time, and at the rigth company perlu
diaplikasi.
Profesionalisme manajemen, sistem
informasi, budaya perusahaan yang tepat, pemanfaatan teknologi, strategi
fungsional lainnya perlu secara terpadu mendukung pelaksanaan human
resources practices yang sejalan dengan strategi SDM, strategi perusahaan,
misi dan visi, disertai kepemimpinan yang handal, bermotivasi, berwawasan luas
yang didukung oleh SDM yang berkualitas dan berorientasi pada learning
organization akan memungkinkan perusahaan menghadapi persaingan bisnis
dengan lebih percaya diri.
Ditingkat makro, dalam menghadapi
tantangan globalisasi perusahaan atau pelaku bisinis, pemerintah dan akademisi
perlu mengembangkan tenaga kerja nasional melalui program-program terpadu dan
nyata seperti misalnya penyusunan kurikulum pendidikan yang mengacu pada dunia
usaha, dan pemberian pelatihan-pelatihan praktis. Kendati, tugas cukup berat,
kita harus optimis dan segera menentukan dan menjalankan strategi yang tepat
dalam meningkatkan mutu SDM/tenaga kerja ditingkat nasional kita agar kita
tidak tertinggal jauh dalam percaturan bisnis dunia.
Pendidikan selama 2 minggu baik di
dalam kelas maupun di luar kelas di harapkan lulusan MDP angkatan ke 4 ini
memiliki kualitas yang memenuhi criteria K3 seperti dilihat pada bagan dibawah
ini.
Bagan
3K
Pimpinan Manajemen
pastinya ingin mendapatkan SDM-SDM yang berkualitas yang nantinya SDM-SDM ini
nantinya akan menggantikan posisi mereka di Verena itu sendiri, karena Verena
bukanlah hanya suatu tempat kerja melainkan Verena adalah keluarga yang dimana,
keberlangsungan dan kemajuan Verena adalah tanggung jawab bersama, dengan
harapan lulusan MDP angkatan 2013 ini diharapkan mempunyai Kriteria Mulia 3K
seperti pada gambar diatas akan membentuk Integritas yang tinggi dengan proses
internalisasi yang dilakukan oleh Learning and Development Centre PT Verena
Multi Finance Tbk.
Dari hasil pengamatan
yang Penulis lakukan ditemukan suatu kesimpulan bahwa kompetisi di era
globalisasi bukan hanya pada produk yang ditonjolkan melainkan juga pada SDM
yang memiliki keunggulan-keunggulan dibandingkan kompetitor, karena apa kinerja
suatu perusahaan akan terdongkrak naik ketika persaingan antar kompetitor
semakin dekat, sehingga margin semakin tipis, hal inilah dibutuhkan
pribadi-pribadi karyawan yang mempunyai Integritas yang prima.
Goals yang ingin
dicapai dari Verena dengan digulirkannya MDP adalah membentuk hal-hal positif
seperti pada penjelasan di atas, dan semua itu sudah tercapai oleh pendidikan
yang dilakukan oleh Verena itu sendiri.
Saran
1.
Keberhasilan yang sudah dicapai oleh
Pendidikan pada siswa-siswi MDP PT Verena diharapkan akan terus di asah,
sehingga keberhasilan pendidikan ini tidak hilang begitu saja.
2.
Calon Asset-asset unggul yang sudah
terbentuk ini, diharapkan bisa bermanfaat bagi kemajuan Perusahaan, namun
dengan bentuk pengertian dari kedua belah pihak sehingga rasa saling memiliki
itu ada.
Daftar
Pustaka
Literatur
Mark Hoffman, 1991,
‘restructuring, reconstruction,
reinscription, rearticulating: four voices in critical international theory’, Millenium:
Journal International Studies 20.
Mirza Satria Buana, 2007, Hukum
International teori dan praktek, Fakultas Hukum Press, Banjarmasin.
Internet
Sumber : http://sdnsimokerto7.blogspot.com/2012/03/peran-strategi-pengembangan-sumber-daya.html
diakses tanggal 28 Agustus 2013
Sumber:http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2175756-pengertian-internalisasi-nilai/#ixzz2dJtwYwUJ
diakses pada tanggal 28 Agustus 2013
Sumber:http://www.idx.co.id/Portals/0/StaticData/ListedCompanies/corporate_actions/new_info_jsx/jenis_informasi/01_laporan_keuangan/04_Annual%20Report/2010/VRNA/VRNA_Annual%20Report_2010.pdf,
diakses pada tanggal 28
Agustus 2013