Konstelasi Politik
di tahun 2013, jump start atau great start
di tahun depan menjadi isu Panas, dengan kasus-kasus korupsi menjadi Top Line pemberitaan media baik cetak
maupun elektronik di 2 tahun terakhir, yang “jare” Ketua Fraksi Parpol Democrat
terjadi ketidak-Adil-an dalam hal pengusutan kasus tindak pidana korupsi, eeeeeeittts
sebelum ngelanjut boleh ketawa bentar ya (hahahahahahahahahahahaha)… (ngerewind)
dagelan epic nan menghibur di abad fatamorghana saat ini, sangat lucu, ada
ketua fraksi cemburu merasa partainya terlalu diperhatikan keburukannya
sedangkan kasus partai lain tidak diperhatikan…katanya pemeran Makmur dalam
Sitkom “awas ada Sule” pasti dia bilang dengan ekspresi lucunya “uwwooow”.
(hehehe garing ya…?lupakan…lupakan :p ).
Logika kalau partainya bersih buat apa takut sampai
bilang ingin dibubarkan saja KPK, kayak anak kecil saja sampai
segitunya…mungkin bisa benar juga kalau merasa “terlalu” diperhatikan Aib
partainya sedangkan partai lain yang punya masalah “Penjualan Saham Telkomsel
yang gak bisa buy back, Masalah dana bailout Century, dan terakhir hambalang
adem ayem toto tentrem titi rahardjo…tretektek, padahal ada sederet kasus
Korupsi yang hingga kini belum terselesaikan, semisal kasus korupsi orde baru
menyangkut dana moneter yang jatuh ke pengusaha-pengusaha dan melarikan diri
membawa uang tersebut seperti samsul nur calim, Sinikipasan dll, bahkan kasus
Anggodok dan Anggor merah pun ilang, (hwuaaa ada banyak agennya Adam Smith
disini jadi banyak yang gak keliatan).
Dah ah jadi ngalor-ngidul…kembali ke 2013 dimana
konstilasi politik pusat yang sedang memanas tak jarang black campaigne jamak terjadi, mulai dari di adu domba dan
pembunuhan karakter bla bla bla, tapi eh cuy mau tahu gak, tahun depan pasti
banyak calon Presiden dan Wakilnya mencari wadah untuk mengekspresikan diri
mereka, mempresentasikan Visi Misi mereka, dan pada masa kekinian cenderung
kampus menjadi ajang untuk menunjukkan intelegensia seorang calon pemimpin,
Semestinya situasi ini yang bisa diambil celahnya bagi
mereka yang melihat kesempatan ini, mereka dengar yang namanya kata “Pemuda”
sudah tidak takut lagi di demo, malah mereka akan bangga di bilang Pemuda atau
setidaknya dekat dengan pemuda, karena Pemuda cenderung adalah pembaharu,
berfikiran segar cerdas dan penuh dengan Idealism, ibaratnya Pemuda adalah
orang-orang yang bisa diandalkan bagi kemajuan bangsa…sekarang banyak Politisi
mencitrakan bahwasanya diri adalah seorang Pemuda yang penuh semangat idealism,
hal ini dikarenakan kata “orang tuaa’ dalam ranah politik mengalami perubahan
makna (Denotatif) jauh dari sopan santun, kebajikan dan penuh dengan kharakter
keteladanan, sekarang seorang tua dalam konstelasi politik kekinian bermakna lambat,
terlalu banyak perhitungan, dan cenderung stagnan.
Yang menjadi aneh ya, sejak dahulu
belum ada capres dan cawapres mendeklarasikan keikutsertaannya dalam pemilu di
Purwokerto, padahal dalam sejarah Revolusi perjuangan kemerdekaan bangsa, kota
ini yang menyelamatkan muka bangsa dari penghinaan Negara Belanda sewaktu
Agresi Militer I dan II, dari kota ini dunia mengenal Indonesia adalah sebuah
Negara bukan bagian dari wilayah Protektorat Belanda, meskipun tidak
mengecilkan peran kota-kota lain di Tanah Air. Dengan alasan ini semestinya
tahun depan bisa diadakan dialog nasional yang diselenggarakan di kota Purwokerto.
Berandai saja suatu saat kembali ke masa jayanya…heeem…
No comments:
Post a Comment
Silahkan komentar disini, diharapkan gak pake nama samaran cuy..., biar qt akrab gitu...